BERDENTUM BUNYI MERIAM.
Kira kira pukul sepuluh pagi sampai lah di Batu tiga jalan Ampang , tiba tiba saya terkejut mendengar meriam mula nya satu satu dan jarang jarang kemudian rapat rapat . Di situ saya berjumpa dengan Enchek Atin orang Rembau lantas saya tanyakan kepada nya apa yang terjadi dengan bunyi dentumam itu , mungkin Kapitan Yap Ah Loy semayang kata nya .
Saya pun terus ke Hulu Kelang dan bermalam disana , tetapi bunyi meriam itu tiada henti nya . Kira kira pukul empat pagi kedengaran bunyi letupan kuat sekali bagai kan halilintar dan bumi bergegar di kala itu...
Pada pagi itu setelah minum kopi saya pun hendak bertolak ke Bentung , dan apa bila sampai di Batu Bertabur ( Kelang Gate sekarang ) orang disitu pada terkejut bahkan ada yang berlaria kesana kemari oleh kerena mendengar bunyi letupan yang mengegarkan bumi , konon nya Kapitan Yap Ah Loy sedang berperang dengan orang puteh di Kuala Lumpur .
Saya pun terkejut mendengar perkhabaran itu , membuat saya serba salah jika saya teruskan perjalanan , tentu nya anak isteri saya terbiar , kalau saya balik kerumah menjalang anak isteri saya barangkali kerbau saya akan hilang atau di ambil orang .
Akhirnya saya mengambil keputusan , dan wajib atas diri saya menjaga keselamatan anak isteri saya dan terserahlah bertawakal kepada Allah akan kerbau kerbau saya itu yang telah saya upah orang membawa nya .
saya pun terus patah balik ke Kuala Lumpur , Dengan keadaan tergopoh gapah mengikut orang ramai yang dalam keadaan huru hara dalam perjalanan balik saya tengok orang pada tak tentu hala di sana sini .
Bunyi letusan itu semakin terasa , memang tak syak lagi pasti lah di Kuala Lumpur datang bunyi letusan itu, apa bila saya semakin dekat dengan Kuala Lumpur tidak pula disitu asal nya letusan itu . Dan semakin saya dekat dengan Kuala Lumpur malah orang orang di situ pun tercengang pula medengar bunyi itu , bagai mana kuat bunyi nya waktu saya Hulu Kelang begitu pula di Kuala Lumpur .
Orang orang di Kuala Lumpur tiada berperang tetapi menjadi huru hara denga membawa perkhabaran begini begitu pada hal tiada satu pun perkhabaran yang betul . ....Petang itu bunyi telah senyap tiada lagi kedengaran . Keesok hari nya saya berangkat untuk menyongsong orang membawa kerbau saya , dan kira kira empat hari sampailah saya balik di Kuala Lumpur dengan selamat serta kerbau kerbau itu .
Tak berapa lama datanglah perkhabaran dari pihak orang yang tahu bahwasanya ituadalah letusan gunung berapi di Lampung ( Selat Sunda ) dan dinama kan orang lampung pecah ......
bersambung; membeli kerbau ke 2.
Rabu, 29 Jun 2011
Jumaat, 24 Jun 2011
Kuala lumpur ..1850--1930. Hj Abdullah Hukum ...10.
ORANG KERINCI MENUNTUT BELA.
Adapun orang yang mengambil upah mengalas timah dan beras di antara Sungai Ujung dan Kuala lumpur diantara nya orang kebanyakan orang Kerinci , dan Cina ada 2..3 orang saja .
Pada suatu hari kumpulan orang Kerinci yang pergi mengalas timah itu telah di samun orang , oleh karena orang Kerinci ini melawan maka suatu perkalahian pun terjadi . Walau pun barang galas tsb
dapat diselamat kan ,tapi malang nya salah seorang telah ter korban dipihak orang Kerinci .
Dan kemudian disiasat didapati yang ketua punyamun itu adalah Panglima Muda Sepajar orang Batu bara , yaitu anak buah Raja Mahmud. Lapan hari setelah itu perkhabaran sampailah kepada orang Kerinci di Sungai Ujung ( Seremban sekarang ), oleh yang demikian itu maka orang Kerinci mengadakan musyawarat karena hendak menuntut diat ( bela )atas kematian tsb kepada Raja Mahmud itu
Apa bila Engku Tua telah memberi izin, maka orang Kerinci pun berjalan lah ada lebik kurang tiga puluh orang semua nya, diantaranya Imam Perang Alam ,..Hj Arsyad ,..Hj Mansyur ,..Hj Abdul Latif,..Hj Muhammad Shah,..dan saya sendiri Hj Abdullah Hukum .
Apa bila sampai diBangi rumah Raja Mahmud kami di sambut dengan baiknya dan dipersilakan kami masuk kedalam oleh Raja Mahmud, serta dipersila kami duduk dan dorong nya tepah sireh serta bertanya apakah hajat kedatangan kami ..
Apa bila sireh sudah dikapur maka Imam Perang Mangku, dia sebagai juru kata dan ketua kami orang Kerinci itupun berkata . Harap diampun Tengku ....adapun kedatangan patik-patik ini hendak mengadu seorang dari pada waris kami telah mati di kawasan Tengku, itulah sembah patik jika hilang mintak dicari , jika tercicr minta dipugut, kalau luka mintak dipampas, jikalau mati mati mintak di diat. Ada sejurus lama nya maka Raja Mahmud pun tidak tidak ber panjang madah lagi, melain kan mengaku akan membayar diatnya
Ketika itu jua beliau bertitah kepada adinda nya Raja Manan suruh berikan sarung keris bersadur emas akan jadi tanda diat nya dan beliau bersabda apa bila beliau sampai di Sungai Ujung akan ditebus sebanyak 100 ringgit . Maka tanda itu pun kami terima yang di wakili Imam Perang Mangku seraya kami pun mau minta diri
, tetapi Raja Mahmud menyuruh kami duduk lagi sebentar . Kami pun duduk lah dan Raja Mahmud bertanya akan perihal orang Bugis di Rekoh itu , katanya dia hendak menghalau orang Bugis dari situ , maka di jawab Imam Engku Tua yang bahwasanya adapun orang bugis diRekoh itu akan melanggar daerah Tengku, mendengar perkhabaran begitu . Maka Raja Mahmud mengajak kami berpadan supaya apa bila Orang bugis datang melanggar orang Kerinci belot, kerana salama ini orang bugis mengangap orang Kerinci setia pada mereka. Setelah itu kami pun mengaku setia denga Raja Mahmud
maka kami pun balik dengan menghadap Engku Tua mengatakan yang Raja Mahmud mengaku akan membayar diat nya , maka kami pun beredar dari situ menuju Sungai Ujung ( Seremban )......
bersambung.Bugis Rekoh Alah.
Adapun orang yang mengambil upah mengalas timah dan beras di antara Sungai Ujung dan Kuala lumpur diantara nya orang kebanyakan orang Kerinci , dan Cina ada 2..3 orang saja .
Pada suatu hari kumpulan orang Kerinci yang pergi mengalas timah itu telah di samun orang , oleh karena orang Kerinci ini melawan maka suatu perkalahian pun terjadi . Walau pun barang galas tsb
dapat diselamat kan ,tapi malang nya salah seorang telah ter korban dipihak orang Kerinci .
Dan kemudian disiasat didapati yang ketua punyamun itu adalah Panglima Muda Sepajar orang Batu bara , yaitu anak buah Raja Mahmud. Lapan hari setelah itu perkhabaran sampailah kepada orang Kerinci di Sungai Ujung ( Seremban sekarang ), oleh yang demikian itu maka orang Kerinci mengadakan musyawarat karena hendak menuntut diat ( bela )atas kematian tsb kepada Raja Mahmud itu
Apa bila Engku Tua telah memberi izin, maka orang Kerinci pun berjalan lah ada lebik kurang tiga puluh orang semua nya, diantaranya Imam Perang Alam ,..Hj Arsyad ,..Hj Mansyur ,..Hj Abdul Latif,..Hj Muhammad Shah,..dan saya sendiri Hj Abdullah Hukum .
Apa bila sampai diBangi rumah Raja Mahmud kami di sambut dengan baiknya dan dipersilakan kami masuk kedalam oleh Raja Mahmud, serta dipersila kami duduk dan dorong nya tepah sireh serta bertanya apakah hajat kedatangan kami ..
Apa bila sireh sudah dikapur maka Imam Perang Mangku, dia sebagai juru kata dan ketua kami orang Kerinci itupun berkata . Harap diampun Tengku ....adapun kedatangan patik-patik ini hendak mengadu seorang dari pada waris kami telah mati di kawasan Tengku, itulah sembah patik jika hilang mintak dicari , jika tercicr minta dipugut, kalau luka mintak dipampas, jikalau mati mati mintak di diat. Ada sejurus lama nya maka Raja Mahmud pun tidak tidak ber panjang madah lagi, melain kan mengaku akan membayar diatnya
Ketika itu jua beliau bertitah kepada adinda nya Raja Manan suruh berikan sarung keris bersadur emas akan jadi tanda diat nya dan beliau bersabda apa bila beliau sampai di Sungai Ujung akan ditebus sebanyak 100 ringgit . Maka tanda itu pun kami terima yang di wakili Imam Perang Mangku seraya kami pun mau minta diri
, tetapi Raja Mahmud menyuruh kami duduk lagi sebentar . Kami pun duduk lah dan Raja Mahmud bertanya akan perihal orang Bugis di Rekoh itu , katanya dia hendak menghalau orang Bugis dari situ , maka di jawab Imam Engku Tua yang bahwasanya adapun orang bugis diRekoh itu akan melanggar daerah Tengku, mendengar perkhabaran begitu . Maka Raja Mahmud mengajak kami berpadan supaya apa bila Orang bugis datang melanggar orang Kerinci belot, kerana salama ini orang bugis mengangap orang Kerinci setia pada mereka. Setelah itu kami pun mengaku setia denga Raja Mahmud
maka kami pun balik dengan menghadap Engku Tua mengatakan yang Raja Mahmud mengaku akan membayar diat nya , maka kami pun beredar dari situ menuju Sungai Ujung ( Seremban )......
bersambung.Bugis Rekoh Alah.
Khamis, 23 Jun 2011
Kuala lumpur 1850 - 1930 Hj Abdullah Hukum ....6
PERANG RAJA PAHANG DAN RAJA LAYANG
Aman sejahtera telah tersiar di Kuala lumpur tetapi hanya kira - kira sebulan saja
setelah itu datang perkhabaran yang lebih menggegarkan orang di Kuala Lumpur , yang mengatakan orang Pahang sudah hampir ke Hulu Kelang adapun orang Pahang itu datang hendak melanggar Kuala lumpur dgn beribu orang banyak nya .
Kepala -kepala nya yang saya ingat ( 1 ) Panglima Garang Ishak ..(2) Encik Mat Saman (3)..Datuk Gajah (4)..Orang Kaya Pahlawan (5)..Orang Kaya Jeli (6) ..Orang Kaya Temerloh (7)Datuk Muda Sulaiman (8)...
Imam Perang Mahkota .....
Peperangan pun terjadi di antara orang Mandailing di Hulu Kelang , akhir nya orang Mandiling tewas dan daerahnya ditawan oleh orang Pahang .
Tersebut lah kisah Raja Layang orang Minang kabau yang melarikan diri di waktu hendak menjalani hukuman dapat melaskan diri , rupa nya dia sampai di Sungai Ujung (Seremban )mendapat kan Tuan Syiek Muhammad Taib , Tuan Syiek Muhammad Ali , dan Haji Muhammad Saleh Pengulu Rawang dahulu
Dia pun dapat bantuan dari sana dan beratus - ratus pingikut nya sampai lah di sebelah hilir Kajang lalu membuat kubu disitu hendak melangar Kajang
Perkhabaran itu terdengar oleh Raja Berayun lalu diberi tahu Raja Mahmud di Kuala Lumpur . Mendengar perkhabaran itu berangkatlah Raja Mahmud ke Kajang dengan segala pahlawan nya saya pun ikut mengiringi nya , tetapi Raja Layang melari kan diri sebelum Raja Mahmud sampai di Kajang
Raja Mahmud sangat murka kepada Raja layang ,ada yang memberi khabar Raja Layang lari ke Rekoh meski pun ramai orang yang memberi nasehat jangan turut akan Raja Layang , tetapi Raja Mahmud bersekeras juga kata nya ada suadara nya di Rekoh dan Raja Mahmud sampai juga di Rekoh .
Kata Tuan Hj Abdullah Hukum .....disitu saya tengok betapa ganas nya tangan Raja Mahmud dengan bertemu dengan orang Minang kabau; ..Di tanya oleh Raja Mahmud .......awak orang mana ......lalu di jawab orangtersebut .....saya orang Minangkabau .....ditanya lagi .....siapa ketua kamu ......dijawab Raja Layang ....
Lalu ditikam nya orang tersebut sehinga mati ... Raja Mahmud terus ke Rekoh dan terjumpa pula orang Kerinci disana lalu dia tanya dimana rumah orang Minang kabau nama Hj Abdul Samad , setelah diberi tahu akan rumah Hj Abdul Samad dan berjumpa denganya lalu dia tanya .....siapa ketua Pak Haji ......dijawab Tuanku lah ...Mendengar jawaban itu Hj Abdul Samad dipeluk oleh Raja Mahmud dengan suka cita nya . seandai nya Pak Haji tadi tiada berketua akan diri nya pasti Pak Haji di tikam nya sampai mati .
Denga tiba- tiba Raja Mahmud mengeluarkan duit sepuluh ringgit untuk menguburkan orang yang mati ditikam nya tadi , maka kami pun balik ke Kuala Lumpur ....
Sampai di Kuala Lumpur Raja Mahmud pun gusar pula kerena orang Pahang yang di Hulu Kelang berniat pula hendak melanggar Kuala Lumpur .....orang - orang di sa'at itu terdiri dari suku bangsa ber belah bagi mau ikut yang mana .....Cuma satu suku bangsa yang tak ikut mana - mana pihak yaitu orang Kerinci
Karena orang ini berniaga dari Sungai Ujung ke Kuala Lumpur dengan mengalas ..setelah mendengar perkhabaran orang Pahang sudah pula sampai di Tangga Cina
Maka orang dari Kuala Lumpur keluar lah , maka belaku perang di tangga cina , sementara kami bersama pengiring Raja Mahmud yang lain nya pergi ke Ampang berperang lah di situ berlawan dgn Orang Pahang ,.ada beberapa hari berperang di sana tiada lah bertahan lama karena makanan tiada cukup , maka balik lah
keKuala Lumpur tinggal dalam kubu masing - masing .,sedang kan orang Pahang mendesak ke Kuala Lumpur
kerena ini telah di ketahui oleh Raja Mahmud dan beliau tak keluar lagi ....
bersambung..
Aman sejahtera telah tersiar di Kuala lumpur tetapi hanya kira - kira sebulan saja
setelah itu datang perkhabaran yang lebih menggegarkan orang di Kuala Lumpur , yang mengatakan orang Pahang sudah hampir ke Hulu Kelang adapun orang Pahang itu datang hendak melanggar Kuala lumpur dgn beribu orang banyak nya .
Kepala -kepala nya yang saya ingat ( 1 ) Panglima Garang Ishak ..(2) Encik Mat Saman (3)..Datuk Gajah (4)..Orang Kaya Pahlawan (5)..Orang Kaya Jeli (6) ..Orang Kaya Temerloh (7)Datuk Muda Sulaiman (8)...
Imam Perang Mahkota .....
Raja Mahmud |
Tersebut lah kisah Raja Layang orang Minang kabau yang melarikan diri di waktu hendak menjalani hukuman dapat melaskan diri , rupa nya dia sampai di Sungai Ujung (Seremban )mendapat kan Tuan Syiek Muhammad Taib , Tuan Syiek Muhammad Ali , dan Haji Muhammad Saleh Pengulu Rawang dahulu
Dia pun dapat bantuan dari sana dan beratus - ratus pingikut nya sampai lah di sebelah hilir Kajang lalu membuat kubu disitu hendak melangar Kajang
Perkhabaran itu terdengar oleh Raja Berayun lalu diberi tahu Raja Mahmud di Kuala Lumpur . Mendengar perkhabaran itu berangkatlah Raja Mahmud ke Kajang dengan segala pahlawan nya saya pun ikut mengiringi nya , tetapi Raja Layang melari kan diri sebelum Raja Mahmud sampai di Kajang
Raja Mahmud sangat murka kepada Raja layang ,ada yang memberi khabar Raja Layang lari ke Rekoh meski pun ramai orang yang memberi nasehat jangan turut akan Raja Layang , tetapi Raja Mahmud bersekeras juga kata nya ada suadara nya di Rekoh dan Raja Mahmud sampai juga di Rekoh .
Kata Tuan Hj Abdullah Hukum .....disitu saya tengok betapa ganas nya tangan Raja Mahmud dengan bertemu dengan orang Minang kabau; ..Di tanya oleh Raja Mahmud .......awak orang mana ......lalu di jawab orangtersebut .....saya orang Minangkabau .....ditanya lagi .....siapa ketua kamu ......dijawab Raja Layang ....
Lalu ditikam nya orang tersebut sehinga mati ... Raja Mahmud terus ke Rekoh dan terjumpa pula orang Kerinci disana lalu dia tanya dimana rumah orang Minang kabau nama Hj Abdul Samad , setelah diberi tahu akan rumah Hj Abdul Samad dan berjumpa denganya lalu dia tanya .....siapa ketua Pak Haji ......dijawab Tuanku lah ...Mendengar jawaban itu Hj Abdul Samad dipeluk oleh Raja Mahmud dengan suka cita nya . seandai nya Pak Haji tadi tiada berketua akan diri nya pasti Pak Haji di tikam nya sampai mati .
Denga tiba- tiba Raja Mahmud mengeluarkan duit sepuluh ringgit untuk menguburkan orang yang mati ditikam nya tadi , maka kami pun balik ke Kuala Lumpur ....
Sampai di Kuala Lumpur Raja Mahmud pun gusar pula kerena orang Pahang yang di Hulu Kelang berniat pula hendak melanggar Kuala Lumpur .....orang - orang di sa'at itu terdiri dari suku bangsa ber belah bagi mau ikut yang mana .....Cuma satu suku bangsa yang tak ikut mana - mana pihak yaitu orang Kerinci
Karena orang ini berniaga dari Sungai Ujung ke Kuala Lumpur dengan mengalas ..setelah mendengar perkhabaran orang Pahang sudah pula sampai di Tangga Cina
Maka orang dari Kuala Lumpur keluar lah , maka belaku perang di tangga cina , sementara kami bersama pengiring Raja Mahmud yang lain nya pergi ke Ampang berperang lah di situ berlawan dgn Orang Pahang ,.ada beberapa hari berperang di sana tiada lah bertahan lama karena makanan tiada cukup , maka balik lah
keKuala Lumpur tinggal dalam kubu masing - masing .,sedang kan orang Pahang mendesak ke Kuala Lumpur
kerena ini telah di ketahui oleh Raja Mahmud dan beliau tak keluar lagi ....
bersambung..
Kuala lumpur 1850 - 1930 Hj Abdullah Hukum ....9
KUALA LUMPUR ALAH
Setelah musyawarat diadakan pada malam itu untuk mencari pemikiran dan hal yang ditampi teras serta terdapat kebimbangan akan kekuatan musuh , dan keputusan nya ialah ber undur ....
Pada ke esok hari nya , beras dan makanan lain di bagi mengikut kelompok orang - orang yang ada dalm kubu itu untuk bekal melari kan diri . Pada mula lari ke Pudu ,dengan di dahului kaum perempuan dan kanak -kanak mana kala yang lelaki berjalan di belakang , untuk menghalang musuh kalau ada yang datang.
Dari Pudu dari terus keHulu Kelang ikut jalan hutan jua , rupanya musuh mengetahui kami melari kan dan memburu dari belakang , maka kamipun tukar arah lari pula ke Hulu Gombak dan Hulu Batu . Akhirnya tembus ke Batu dekat rumah Pasung ( Cheking Station sekarang ). Dari sana kami lari ke Parit tengah Bukit Kancing ,dan dari situ Raja Mahmud serta sekelian orang Madailing terus perg i ke Kuala Kubu .
Sedangkan Tengku Panglima Raja ayahnda Raja Mahmud masaitu tinggal di Cheras dan berkubu disitu untuk menjaga musuh bersama Raja Berayun dan Raja Mampang seta para hulubalang nya .
Raja Laut Ibni Syultan Muhammad pun lari ke Kuala kubu jua , mana kala waris - warisnya di Kelang bertaburan lari setengah nya ke Cheras dan ke Beranang serta ke Semenyeh .
Dan kata yang punya cerita ........Tuan Hj Abdullah Hukum , saya sendiri dengan empat orang kawan tak kuasa nak lari lagi lalu bersembunyi di dalam hutan Bukit kancing beberapa hari hingga keadaan reda sedikit , setelah itu kami pun keluar lah dan terus menuju Mantin. . Tinggal lah saya di Mantin selama enam bulan .
Dan dapat khabar yang Raja Mahmud serta Raja Manan telah pula sampai di Kepayang ( antara Labu
dgn Seremban ). Dan lebih kurang tiga bulan maka orang pun datang memberitau yang bahwasa nya Gundik Raja Mahmud telah dilari kan oleh se orang Bugis yang nama nya Datuk Penggara yang datang dari Kuala Langat . Oleh kerana itu Raja Mahmud dan kawan - kawan nya ber siap - siaplah balik ke Bangi untuk mendiri kan benteng pertahanan di Bangi itu, maksud hendak menuntut bela jua ada nya .
Ada pun Sungai Langat itu melalui Bangi dan terus mangalir ke Kuala Langat dimana tempat laluan Datuk Penggara itu melari kan Gundik Raja Mahmud .. Tetapi belum sempat menuntut bela berbagai - bagai halangan pula ..Pada msa itu , timah tak boleh di bawa ke Kuala Langat sebab nya Kapal perang Inggeris di sana oleh sebab itu perniagaan timah melalui jalan darat ke Sungai Ujung ( Seremban ) dengan mengupah orang menggalas..................
bersambung.
Setelah musyawarat diadakan pada malam itu untuk mencari pemikiran dan hal yang ditampi teras serta terdapat kebimbangan akan kekuatan musuh , dan keputusan nya ialah ber undur ....
lukisan perang orang duhulu |
Dari Pudu dari terus keHulu Kelang ikut jalan hutan jua , rupanya musuh mengetahui kami melari kan dan memburu dari belakang , maka kamipun tukar arah lari pula ke Hulu Gombak dan Hulu Batu . Akhirnya tembus ke Batu dekat rumah Pasung ( Cheking Station sekarang ). Dari sana kami lari ke Parit tengah Bukit Kancing ,dan dari situ Raja Mahmud serta sekelian orang Madailing terus perg i ke Kuala Kubu .
Sedangkan Tengku Panglima Raja ayahnda Raja Mahmud masaitu tinggal di Cheras dan berkubu disitu untuk menjaga musuh bersama Raja Berayun dan Raja Mampang seta para hulubalang nya .
Raja Laut Ibni Syultan Muhammad pun lari ke Kuala kubu jua , mana kala waris - warisnya di Kelang bertaburan lari setengah nya ke Cheras dan ke Beranang serta ke Semenyeh .
Dan kata yang punya cerita ........Tuan Hj Abdullah Hukum , saya sendiri dengan empat orang kawan tak kuasa nak lari lagi lalu bersembunyi di dalam hutan Bukit kancing beberapa hari hingga keadaan reda sedikit , setelah itu kami pun keluar lah dan terus menuju Mantin. . Tinggal lah saya di Mantin selama enam bulan .
Dan dapat khabar yang Raja Mahmud serta Raja Manan telah pula sampai di Kepayang ( antara Labu
dgn Seremban ). Dan lebih kurang tiga bulan maka orang pun datang memberitau yang bahwasa nya Gundik Raja Mahmud telah dilari kan oleh se orang Bugis yang nama nya Datuk Penggara yang datang dari Kuala Langat . Oleh kerana itu Raja Mahmud dan kawan - kawan nya ber siap - siaplah balik ke Bangi untuk mendiri kan benteng pertahanan di Bangi itu, maksud hendak menuntut bela jua ada nya .
Ada pun Sungai Langat itu melalui Bangi dan terus mangalir ke Kuala Langat dimana tempat laluan Datuk Penggara itu melari kan Gundik Raja Mahmud .. Tetapi belum sempat menuntut bela berbagai - bagai halangan pula ..Pada msa itu , timah tak boleh di bawa ke Kuala Langat sebab nya Kapal perang Inggeris di sana oleh sebab itu perniagaan timah melalui jalan darat ke Sungai Ujung ( Seremban ) dengan mengupah orang menggalas..................
bersambung.
Kuala lumpur 1850 - 1930 Hj Abdullah Hukum ....8
Keberanian Seorang Perempuan '
.
Pada suatu hari sedang matahari condong ke sebelah magrib , tiba -tiba semua orang jadi gempar manakala seorang perempuan kira - kira berumur lingkungan 20 tahun bernama Cik Puteh , dia ialah isteri Raja Asal ketua orang jawa dan berseru dihadapan orang ramai dengan suara merdu .
Hai sekelian para hulubalang!!.. Apa fikiran kamu sekelian ? kita nampah nya hampir tewas, dan makanan pun tinggal sedikit korban pun telah banyak dipihak kita .... Jika kita bertahan begi saja tentulah se olah- olah memeram batu . sebab itu izin kan saya pergi berperang ,saya ridho mengorban kan nyawa jika saya bertemu dengan mau sekali pun .
Apa bila mendengar perkataan itu maka para hulubalang sekelian bertempik mengatakan ..'' Jangan Cik keluar ,selagi hayat kami dikandung badan biar lah kami yang keluar berperang .
Kemudian terjadilah cakap - cakap di antara satu sama lain riuh rendah di dalam kubu pertahan kami , dengan sekonyong - konyong kira-kira pukul tiga petang hari itu Cik Puteh kelihatan bersedia menjadi imam perang
Dia memakai seluwar Aceh belang merah hitam , berbaju sutra tangan pendek rambut nya terurai hingga kebetisnya, bertanjak tepelok berbenang mas serta senjata nya berkeris dan pedang serta selaras senapang .
Oleh kerena kehebatan maka suara orang dalam kubu kami menjadi riuh dan meransang semangat .
Diapun berkata.....'Hai Hulubalang sekelian berserah kita kepada Allah dan ikutlah saya!!!..
Maka dia pun berjalan keluar kubu berserta para hulubalang dengan tempik sorak menjadi riuh rendah bunyi nya , menuju tempat musuh yaitu orang Pahang berserta Raja Layang ditepi bukit Timbalan ( sekarang Weld Hill nama nya )..
Apa bila dilihat musuh kami datang ,maka keluarlah mereka menyosong nya , apalagi bertemu lah ruas dengan buku maka berperang lah dan tidak lagi saling hendap menghendap atau bertahan dalam kubu lagi.
sudah berhadapan , saling tetak menetak saling pancung memancung dan pencak silat kedua belah pihak .
kira kira pukul enam baru reda peperangan tersebut atau bersuak .
Maksud keluar menyerang dengan langkah hendak menewaskan musuh . Apa bila perang ini bersuak berarti tiada kalah menang orang Pahang dan Raja Layang kembali ketempat pertahan nya dan begitu juga sebalik nya Cik Putih balik ke kubu dan apa yang di harap kan tiada menjadi kenyataan .
Di pihak Cik Putih sudah merasa gentar kalau - kalau musuh datang menyerang ke kubu tentu saja akan tertewas dan yang paling di risau kan ke kurangan makanan dalam kubu.
.
srikandi photo hiasan. |
Hai sekelian para hulubalang!!.. Apa fikiran kamu sekelian ? kita nampah nya hampir tewas, dan makanan pun tinggal sedikit korban pun telah banyak dipihak kita .... Jika kita bertahan begi saja tentulah se olah- olah memeram batu . sebab itu izin kan saya pergi berperang ,saya ridho mengorban kan nyawa jika saya bertemu dengan mau sekali pun .
Apa bila mendengar perkataan itu maka para hulubalang sekelian bertempik mengatakan ..'' Jangan Cik keluar ,selagi hayat kami dikandung badan biar lah kami yang keluar berperang .
Kemudian terjadilah cakap - cakap di antara satu sama lain riuh rendah di dalam kubu pertahan kami , dengan sekonyong - konyong kira-kira pukul tiga petang hari itu Cik Puteh kelihatan bersedia menjadi imam perang
Dia memakai seluwar Aceh belang merah hitam , berbaju sutra tangan pendek rambut nya terurai hingga kebetisnya, bertanjak tepelok berbenang mas serta senjata nya berkeris dan pedang serta selaras senapang .
Oleh kerena kehebatan maka suara orang dalam kubu kami menjadi riuh dan meransang semangat .
Diapun berkata.....'Hai Hulubalang sekelian berserah kita kepada Allah dan ikutlah saya!!!..
Maka dia pun berjalan keluar kubu berserta para hulubalang dengan tempik sorak menjadi riuh rendah bunyi nya , menuju tempat musuh yaitu orang Pahang berserta Raja Layang ditepi bukit Timbalan ( sekarang Weld Hill nama nya )..
Apa bila dilihat musuh kami datang ,maka keluarlah mereka menyosong nya , apalagi bertemu lah ruas dengan buku maka berperang lah dan tidak lagi saling hendap menghendap atau bertahan dalam kubu lagi.
sudah berhadapan , saling tetak menetak saling pancung memancung dan pencak silat kedua belah pihak .
kira kira pukul enam baru reda peperangan tersebut atau bersuak .
Maksud keluar menyerang dengan langkah hendak menewaskan musuh . Apa bila perang ini bersuak berarti tiada kalah menang orang Pahang dan Raja Layang kembali ketempat pertahan nya dan begitu juga sebalik nya Cik Putih balik ke kubu dan apa yang di harap kan tiada menjadi kenyataan .
Di pihak Cik Putih sudah merasa gentar kalau - kalau musuh datang menyerang ke kubu tentu saja akan tertewas dan yang paling di risau kan ke kurangan makanan dalam kubu.
Rabu, 22 Jun 2011
Kuala lumpur 1850 - 1930 Hj Abdullah Hukum ....7
Perang Kuala lumpur
Apa bila Raja Mahmud undur atau balik ke Kuala Lumpurdari Ampang ,maka orang Pahang mendesak dan mengepung Kuala Lumpur . Orang Pahang menunggu di tepi hutan sekeliling Kuala Lumpur , dan ketika itu
Raja Layang orang Minangkabau yang tersebut lari dari Kajang ke Rekoh telah pula ambil bagian memerangi Kuala Lumpur menyebelahi oarang Pahang .
Raja Layang itu banyak membawa bala tentera dan pahlawan terbilang perkasa seperti ; ( 1)..Palawan Tuan Syeikh Muhammad Taib . (2)..Palawan Tuan Syeikh Muhammad Ali .(3).Haji Kecik,(4)...Imam Perang Mat Aris.(5)...Khatib Raja.(6)..Ginti Ali ...
Palawan kedua - duanya hampir tiap hari meminta lawan , tetapi tak pernah berjuang betul - betul disebabkan
berjauhan satu sama lain , karena
langkah perang masa itu kebanyakan saling hendap mengendapsahaja...dan yang kedudukan terpencil lah yang selalu jadi pengilap mata keris musuh atau pun jika musuh berani melangar kubu baru lah berguna segala pencak pendekar ,dan masa itulah berguna ilmu kebal serta kegagahan segala panglima perang .
Begitulah perang - perang hendap menghendap itu berjalan beberapa lama .....kata Tuan Hj Abdullah Hukum ....Bertahun juga masa itu Kuala Lumpur di kepung sehingga bekalan makanan makin berkurang nasi di campur dengan umbut dan mempelur dan orang merasa lemas dibuat nya bagaikan tikus dalam perangkap
bersambung...keberanian seorang perempuan.
Apa bila Raja Mahmud undur atau balik ke Kuala Lumpurdari Ampang ,maka orang Pahang mendesak dan mengepung Kuala Lumpur . Orang Pahang menunggu di tepi hutan sekeliling Kuala Lumpur , dan ketika itu
Raja Layang orang Minangkabau yang tersebut lari dari Kajang ke Rekoh telah pula ambil bagian memerangi Kuala Lumpur menyebelahi oarang Pahang .
Raja Layang itu banyak membawa bala tentera dan pahlawan terbilang perkasa seperti ; ( 1)..Palawan Tuan Syeikh Muhammad Taib . (2)..Palawan Tuan Syeikh Muhammad Ali .(3).Haji Kecik,(4)...Imam Perang Mat Aris.(5)...Khatib Raja.(6)..Ginti Ali ...
Palawan kedua - duanya hampir tiap hari meminta lawan , tetapi tak pernah berjuang betul - betul disebabkan
berjauhan satu sama lain , karena
langkah perang masa itu kebanyakan saling hendap mengendapsahaja...dan yang kedudukan terpencil lah yang selalu jadi pengilap mata keris musuh atau pun jika musuh berani melangar kubu baru lah berguna segala pencak pendekar ,dan masa itulah berguna ilmu kebal serta kegagahan segala panglima perang .
Begitulah perang - perang hendap menghendap itu berjalan beberapa lama .....kata Tuan Hj Abdullah Hukum ....Bertahun juga masa itu Kuala Lumpur di kepung sehingga bekalan makanan makin berkurang nasi di campur dengan umbut dan mempelur dan orang merasa lemas dibuat nya bagaikan tikus dalam perangkap
bersambung...keberanian seorang perempuan.
Selasa, 21 Jun 2011
Kuala lumpur 1850 - 1930 Hj Abdullah Hukum ....5.
Bergaduh dengan orang Sipahi ( orang Culcuatta ).
Pada suatu hari dua orang Sipahi orang puteh yang baru datang lebih kurang seminggu ,telah turun dari bukit kubu itu ./.Berjalan - jalan entah bagai mana di rampas nya dgn ke kerasan ayang orang kedai yang di kurung di bawah pangkin ,lalu dilari kan nya .
Apa lagi orang . orang Melayu pun megejar nya dengan keris dan tombak , tetapi tiada dapat dia melari kan diri ke dalan kubu ... Itu lah mula asal bergaduh di Pekan Kuala Lumpur dan kubu itu dilangar orang Melayu .
Dan masa berguduh itu periuk api pun dilepaskan dari kubu itu banyak lah rumah rumah ter bakar . Dimula dari peristiwa itu perang pun ber kekalan selama enam bulan .
Senjata orang kita Melayu hanyalah keris , tombak , pedang , senapang pakai kip
sedang kan orang Sipahi di kubu nya senapang dgn periuk api ..Banyak lah yang mati di kedua belah pihak dan kubu itu pun tidak dapat di kalahkan .....
Maka orang Melayu ber ikhtiarlah meminta bantaun ,dikirim surat kepada Syultan Bangkahulu dan orang Rawa ( Rao ).yang tinggal di Tanjung Malim dan sepucuk dikirim kepada Engku Syultan orang Rawa yang tinggal di Semejeh , ada pun surat tsb bibawa orang dengan berjalan kaki ke dua - dua tempat itu ...
Tidak lama bantuan pun datang dari kedua tempat itu 100 orang dari Tanjaung Malim dan 100 orang dari Semijeh yang di kepalai anak Engku Syultan yang nama nya Raja Amin lengkap dengan alat - alat senjata sereta para hulu balang nya
Apa bila bantuan ini sampai maka muafakat pun diadakan di bukit Makamah tempat orang puteh pun di kepung ber perang ke dua belah pihak lebih kurang sebulan lama nya
Diantara orang yang berperang itu pada suatu malam ada yang bernama Raja Layang orang Minangkabau dengan empat orang Sipahi hitam itu menghedap - hendap masuk kekubu Syultan Puasa , maksud nya hendak memaku lobang meriam Sutan Puasa . Tetapi orang di kubu itu cukup berjaga - jaga dan kelima orang itu dapat ditangkap ,sehingga dikurung dan di cili selama dua hari lama nya
Kemudian orang tsb di bawa ketepi sungai Kelang ( Ampang Road sekarang ) sampai disitu dibunuh orang tsb , entah bagai mana sesampai giliran Raja Layang waktu di buka tali pengikat nya dapat melepas kan diri serta terjun ke dalam sungai menyelam sihangga tak dapat dikesan ....Kemudian diberita kan orang telah berhanyut ke hilir sehingga dapat naik ketebing di tempat gudang kereta api sekarang ....Dari situ dia pergi ber jumpa dgn Kapitan Yap Ah Loy dan selamat disitu ....
Akhir nya orang Kuala lumpur menjemput Engku Mahmud ( Raja Mahmud bin Tengku Panglima Raja )serta Sjed Sohor , maka orang ini pun datanglah .. Dengan beberapa orang hulubalangnya diantara orang tsb yang saya kenal ...1. Panglima Kiri dan ..2. EncikHasan orang Pahang .
Dengan takbir dan perintah Engku Mahmud sepucuk Mariam dapat diletakan diatas pokak kayu ara yang berhampiran dgn kuburan orang puteh ...Apa lagi kubu orang puteh ditembak bertubi -tubi selama sepuluh hari , akhir orang puteh melari kan diri malam hari dan orang Cina pun turut lari .
Pada keesokan hari nya Raja Mahmud dengan kawan - kawan mencari orang -orang yang melari kan diri , kira - kira tengah hari dia orang itu balik lah dgn dua orang puteh dan enam orang Sipahi serta di penjara kan selama empat hari , akhirnya tahanan tersebut di bunuh kecuali dua orang puteh di jadi kan tuakng meriam ...
Apabila Raja Mahmud bin Tengku Panglima Raja datang ke Kuala Lumpur waktu membri bantuan tsb , dimasa itulah saya mula - mula kenal pada beliau ...Raja Mahmud baru ber umur 35 tahun kulit nya hitam manis , misai nya tiada berapa tebal , baju nya gunting Selangor pesak sebelah serta seluwar pajang pesak empat ,senjata nya keris , kapak Cina yang diperbuat di waktu tempoh perang Kuala Selangor dengan Belanda .. Ada pun keris itu keris pusaka dari ayahnda nya ,saya waktuitu memakai senjata sendiri yaitu pedang sebilah tombak lada dan senapang pakai kip saya beli lima ringgit dan masa itu saya menjadi juak - juak kepada Raja Mahmud dan sayadi bawa nya kemana - mana pergi berperang ......
bersambung...
Pada suatu hari dua orang Sipahi orang puteh yang baru datang lebih kurang seminggu ,telah turun dari bukit kubu itu ./.Berjalan - jalan entah bagai mana di rampas nya dgn ke kerasan ayang orang kedai yang di kurung di bawah pangkin ,lalu dilari kan nya .
pertemuan sg Gombak dan sg Kelang |
Dan masa berguduh itu periuk api pun dilepaskan dari kubu itu banyak lah rumah rumah ter bakar . Dimula dari peristiwa itu perang pun ber kekalan selama enam bulan .
Senjata orang kita Melayu hanyalah keris , tombak , pedang , senapang pakai kip
sedang kan orang Sipahi di kubu nya senapang dgn periuk api ..Banyak lah yang mati di kedua belah pihak dan kubu itu pun tidak dapat di kalahkan .....
Maka orang Melayu ber ikhtiarlah meminta bantaun ,dikirim surat kepada Syultan Bangkahulu dan orang Rawa ( Rao ).yang tinggal di Tanjung Malim dan sepucuk dikirim kepada Engku Syultan orang Rawa yang tinggal di Semejeh , ada pun surat tsb bibawa orang dengan berjalan kaki ke dua - dua tempat itu ...
Tidak lama bantuan pun datang dari kedua tempat itu 100 orang dari Tanjaung Malim dan 100 orang dari Semijeh yang di kepalai anak Engku Syultan yang nama nya Raja Amin lengkap dengan alat - alat senjata sereta para hulu balang nya
Apa bila bantuan ini sampai maka muafakat pun diadakan di bukit Makamah tempat orang puteh pun di kepung ber perang ke dua belah pihak lebih kurang sebulan lama nya
Diantara orang yang berperang itu pada suatu malam ada yang bernama Raja Layang orang Minangkabau dengan empat orang Sipahi hitam itu menghedap - hendap masuk kekubu Syultan Puasa , maksud nya hendak memaku lobang meriam Sutan Puasa . Tetapi orang di kubu itu cukup berjaga - jaga dan kelima orang itu dapat ditangkap ,sehingga dikurung dan di cili selama dua hari lama nya
Kemudian orang tsb di bawa ketepi sungai Kelang ( Ampang Road sekarang ) sampai disitu dibunuh orang tsb , entah bagai mana sesampai giliran Raja Layang waktu di buka tali pengikat nya dapat melepas kan diri serta terjun ke dalam sungai menyelam sihangga tak dapat dikesan ....Kemudian diberita kan orang telah berhanyut ke hilir sehingga dapat naik ketebing di tempat gudang kereta api sekarang ....Dari situ dia pergi ber jumpa dgn Kapitan Yap Ah Loy dan selamat disitu ....
Akhir nya orang Kuala lumpur menjemput Engku Mahmud ( Raja Mahmud bin Tengku Panglima Raja )serta Sjed Sohor , maka orang ini pun datanglah .. Dengan beberapa orang hulubalangnya diantara orang tsb yang saya kenal ...1. Panglima Kiri dan ..2. EncikHasan orang Pahang .
Dengan takbir dan perintah Engku Mahmud sepucuk Mariam dapat diletakan diatas pokak kayu ara yang berhampiran dgn kuburan orang puteh ...Apa lagi kubu orang puteh ditembak bertubi -tubi selama sepuluh hari , akhir orang puteh melari kan diri malam hari dan orang Cina pun turut lari .
Pada keesokan hari nya Raja Mahmud dengan kawan - kawan mencari orang -orang yang melari kan diri , kira - kira tengah hari dia orang itu balik lah dgn dua orang puteh dan enam orang Sipahi serta di penjara kan selama empat hari , akhirnya tahanan tersebut di bunuh kecuali dua orang puteh di jadi kan tuakng meriam ...
Apabila Raja Mahmud bin Tengku Panglima Raja datang ke Kuala Lumpur waktu membri bantuan tsb , dimasa itulah saya mula - mula kenal pada beliau ...Raja Mahmud baru ber umur 35 tahun kulit nya hitam manis , misai nya tiada berapa tebal , baju nya gunting Selangor pesak sebelah serta seluwar pajang pesak empat ,senjata nya keris , kapak Cina yang diperbuat di waktu tempoh perang Kuala Selangor dengan Belanda .. Ada pun keris itu keris pusaka dari ayahnda nya ,saya waktuitu memakai senjata sendiri yaitu pedang sebilah tombak lada dan senapang pakai kip saya beli lima ringgit dan masa itu saya menjadi juak - juak kepada Raja Mahmud dan sayadi bawa nya kemana - mana pergi berperang ......
bersambung...
Kuala lumpur 1850 - 1930 Hj Abdullah Hukum ....4..
Orang puteh masuk K.L.
Pada sautu hari masa saya tinggal di Kuala lumpur , saya lihat dua orang puteh dan lk 50 orang spay nya orang hitam , rambut keriting kata orang datang dari Calkutta India . Mereka menuju masuk ke kubu yang kami siap kan itu , yaitu di puncak Bukit makamah polis sekarang
Mereka masuk begitu saja umpama lebah pulang ke sarang nya . Saya pun heran dan saya syak ada orang belot masa itu , rupa nya bangsa Cina yang belot ...
Keadaan Kuala lumpur masih hutan ,kecuali tempat yang telah kita sebutkan dahulu , cina ada sidikit menternak babi di Pudu Road sekarang dan ada sebatang anak sungai di tengah - tengah jalan yang bernama Foch Avenue sekkarang ... Ketua orang Cina masa itu ber nama Kapten Keledek ( nama nya ASI )..
Bila dia mati di ganti dengan Kapitan Yap Ah Loy , kapitan ini mempunyai pajak judi ditempat yang bernama Old Market Square sekarang sa'at itu tiada bercukai apa - apa .
Waris waris atau orang besar Selangor ada tiga orang .
1. Tok Ungku Kelang ..bertempat di Kuala Pauh ( batu 4 Petaling sekarang )...
2. Datuk Menteri .. bertempat di Batu .
3. Encik Manak ....bertempat di Tangga Batu .
Adapun masa itu adat orang besar dan waris - waris , boleh mengambil apa saya di kedai cina tampa bayaran .
bersambung.
Pada sautu hari masa saya tinggal di Kuala lumpur , saya lihat dua orang puteh dan lk 50 orang spay nya orang hitam , rambut keriting kata orang datang dari Calkutta India . Mereka menuju masuk ke kubu yang kami siap kan itu , yaitu di puncak Bukit makamah polis sekarang
Mereka masuk begitu saja umpama lebah pulang ke sarang nya . Saya pun heran dan saya syak ada orang belot masa itu , rupa nya bangsa Cina yang belot ...
Yap Ah Loi. |
Bila dia mati di ganti dengan Kapitan Yap Ah Loy , kapitan ini mempunyai pajak judi ditempat yang bernama Old Market Square sekarang sa'at itu tiada bercukai apa - apa .
Waris waris atau orang besar Selangor ada tiga orang .
1. Tok Ungku Kelang ..bertempat di Kuala Pauh ( batu 4 Petaling sekarang )...
2. Datuk Menteri .. bertempat di Batu .
3. Encik Manak ....bertempat di Tangga Batu .
Adapun masa itu adat orang besar dan waris - waris , boleh mengambil apa saya di kedai cina tampa bayaran .
bersambung.
Bakato caro uhang dulu ...
Oleh Mamoh Kincai Asril pada · 10 jam yang lalu
NGAN KUNAI YO LAH KUNYAIK
NGAN PUTEAH YO LAH KAPO
NGAN ITAM YO LAH AHANG
NGAN BAEK YO LAH BUDAI
NGAN ILOK YOLAH BAHASO
NGAN KA TUJU DI UHANG.
DEK KARNO RAJEH PANDE NGAN DATANG.
DEK KARNO MALEH BURAUH NGAN TA SUO.
BAH MENGHAMBAT AYE HILE.
BAH MENGHADANG GUNUNG RUNTAUH
BAK NALAK JARUM DALAM LUNA.
BAK NALAK JARUM DALAM AYE.
BAK LABAU DI BENAM KAN
BAK KACAH DIREBAUH SATAU
BAK MANA DI DALAM RIMBO
BAK TONG NGAN KOSONG
SATINGGI - TINGGI MA LENTAI
MAM BUBAUH KA AWAN - AWAN
JATAUH KA BUMAI JUGO
SA HABIH - HABIH DAHAN NGAN RANTAIH
DI KUYOK KULIT BAHU NYU NYATO
GULE TIBO DI NGAN DATA
GULE IDAK BA GULE AGI
KARANO LA TALETAK DI TEMPEH NYU
LAH MANUHUH ALU NGAN PATUH NYU
RUMAH SUDEAH TUKOH BA BUNGAI
APAI PADAH PUNTAUH BA RASAP
SANTAH HABEAH GULE NYADO LEMAK
ARANG HABEAH BESAI BINASO
Kuala lumpur 1850 - 1930 Hj Abdullah Hukum ....3.
Perang di Cheras 10 km dr K,L.
Pergaduhan yang mula - mula saya ingat ialah di Cheras ....Cheras masa itu di bawah perintah
Datok Bandar Patok .... Datok Dagang Ronggok nama orang Batubara datang dari sebelah Kelang dgn segala hulu balang nya melanggar Cheras.....Perang pun pecah lah kedua belah pihak beradu senjata seperti keris tombak dll senjata , setengah hari lamanya banyak yang korban dan Datok Bandar Ronggok kena seliang pada urat urat tangan kanan nya ..
Akhir nya pihak Datok Bandar Patok kalah dalam perang tsb Datok Bandar Patok melari kan dir Maka Cheras di rampas segala harta benda nya bersama se orang janda bernama Che Halus ditawan nya dan dibawa nya balik ke Kelang ....
Adapun Datok Bandar Patok itutelah luka parah , jatuh ke Sungai Langat , kata orang dia telah mati ....
Tetapi sebenar nya dia menghanyut kan diri untuk mengelak dari dikejar musuh ,sampai di suatu tanjung ,dan apa bila terjumpa orang berperahu beliau numpang ke Kajang untuk berobat .
Adapun Cheras dah menjadi padang jarak padang tekukurdan ditinggal kan oleh musuh nya , dan Datok Bandar Patok pulang tetapi kemudian ber pindah tempat lain dan meninggal ..
..
Adapun Raja Selangor masa itu ialah almarhum Syultan Abdul Samad yang bersemayam di bandar Langat
( Kuala langat ) .Di situ lah tempat orang besar maenghadap atau menerima titah baginda dan apa -apa yang di mohon ....Perkara mintak tanah hendaklah dengan kebenaran Syultan dan jika ada apa - apa bicara pergaduhan , pembunuhan , perampasan di situlah tempat menyelssai kan ..
Kira - kira setahun selepas itu saya pun ber pindah ke Hulu Kelang ( 13 km dr K.L ) dan disana saya mengambil upah atau memborong mengejakan kebun membuat batas yang di miliki oleh Raja Bilah ..
Dalam masa saya berkerja itu tiba - tiba udara aman dan tenang telah bertukar menjadi heboh bukan saja di Hulu Kelang juga di Ampang dan Kuala lumpur ,. Disana orang ber cakap - cakap dan berbisik - bisik ,saya pun tak tahu apa yang di heboh kan karena dia orang Mandailing saya tak mengerti apa yang di bicara kan ..Apa yang saya tahu yalah di ajak memagar bersama - sama orang ramai mendiri kan benteng , begitu juga orang di Kuala Lumpur dan Ampang .
Adapun ketua - ketua yang bersiap itu adalah ; Raja Asal , Raja Bilah , Raja Othman , Raja Ira , Sidi Raja , Raja Bernam , Syutan Puasa , Samaripun ...
Yang jadi panglima semua orang Mandailing; Iman Perang nya ; Iman Perang Raja Barungun , Imam Perang Seri Handalan , Pang lima Raja , Panglima Muda Sigara , Iman Sebagdad , panglima Muda , Imam Perang Malim .....Tidak berapa lama maka kubu - kubu itu siap lah sampai Hulu Kelang di Ampang di Kuala Lumpur
yaitu dgn segala kelengkapan masa itu dan tempat mana mau sembunyi atau pun lari ...orang itu duduk- duduk saja di kawasan masing - masing yang telah diatur kan .........................................................bersambung.
Pergaduhan yang mula - mula saya ingat ialah di Cheras ....Cheras masa itu di bawah perintah
Datok Bandar Patok .... Datok Dagang Ronggok nama orang Batubara datang dari sebelah Kelang dgn segala hulu balang nya melanggar Cheras.....Perang pun pecah lah kedua belah pihak beradu senjata seperti keris tombak dll senjata , setengah hari lamanya banyak yang korban dan Datok Bandar Ronggok kena seliang pada urat urat tangan kanan nya ..
Sg.Gombak dan Sg,Kelang |
Adapun Datok Bandar Patok itutelah luka parah , jatuh ke Sungai Langat , kata orang dia telah mati ....
Tetapi sebenar nya dia menghanyut kan diri untuk mengelak dari dikejar musuh ,sampai di suatu tanjung ,dan apa bila terjumpa orang berperahu beliau numpang ke Kajang untuk berobat .
Adapun Cheras dah menjadi padang jarak padang tekukurdan ditinggal kan oleh musuh nya , dan Datok Bandar Patok pulang tetapi kemudian ber pindah tempat lain dan meninggal ..
..
Adapun Raja Selangor masa itu ialah almarhum Syultan Abdul Samad yang bersemayam di bandar Langat
( Kuala langat ) .Di situ lah tempat orang besar maenghadap atau menerima titah baginda dan apa -apa yang di mohon ....Perkara mintak tanah hendaklah dengan kebenaran Syultan dan jika ada apa - apa bicara pergaduhan , pembunuhan , perampasan di situlah tempat menyelssai kan ..
Kira - kira setahun selepas itu saya pun ber pindah ke Hulu Kelang ( 13 km dr K.L ) dan disana saya mengambil upah atau memborong mengejakan kebun membuat batas yang di miliki oleh Raja Bilah ..
Dalam masa saya berkerja itu tiba - tiba udara aman dan tenang telah bertukar menjadi heboh bukan saja di Hulu Kelang juga di Ampang dan Kuala lumpur ,. Disana orang ber cakap - cakap dan berbisik - bisik ,saya pun tak tahu apa yang di heboh kan karena dia orang Mandailing saya tak mengerti apa yang di bicara kan ..Apa yang saya tahu yalah di ajak memagar bersama - sama orang ramai mendiri kan benteng , begitu juga orang di Kuala Lumpur dan Ampang .
Adapun ketua - ketua yang bersiap itu adalah ; Raja Asal , Raja Bilah , Raja Othman , Raja Ira , Sidi Raja , Raja Bernam , Syutan Puasa , Samaripun ...
Yang jadi panglima semua orang Mandailing; Iman Perang nya ; Iman Perang Raja Barungun , Imam Perang Seri Handalan , Pang lima Raja , Panglima Muda Sigara , Iman Sebagdad , panglima Muda , Imam Perang Malim .....Tidak berapa lama maka kubu - kubu itu siap lah sampai Hulu Kelang di Ampang di Kuala Lumpur
yaitu dgn segala kelengkapan masa itu dan tempat mana mau sembunyi atau pun lari ...orang itu duduk- duduk saja di kawasan masing - masing yang telah diatur kan .........................................................bersambung.
Kuala lumpur 1850 - 1930 Hj Abdullah Hukum ....2.
Kuala lumpur pada masa itu sibuk dgn cara zaman dahulu
.
Ada dua saja lorong nya , yaitu Jawa Street dan Market Street , adapun Ampang Street (lorong Ceti )yang ramai sekarang ini masih kolam ikan yang di punyai oleh Almarhum Syultan Puasa
Rumah2 kedai pada masa itu ber atap bertam ber dinding pelupuh ( buluh ) orang yang ber niaga disitu semua orang Melayu yaitu orang Rawa
( Rao )dan orang Mandailing ( Tapanuli Selatan ) dan ketua nya masa itu ialah Syultan Puasa dan Raja Bilah . Ke dua beliau ini yang mengutip
cukai dagangan melalui Sungai Gombak dan Sungai Kelang adapun cukai timah se ringgit sebahara ( tiga pikul ).
Adapun setapak sekarang di hulu Sungai Tapak nama nya dan Hulu Gombak sekarang Air Panas nama nya .
Syultan Puasa lah yang mem buka sawah di kawasan ini ,dan saya pernah mengambil upah membuat tali air di Segambut ( batu lima sekarang ) dan juga tempat lain yang di upah Syultan Puasa .
Sawah yang di buka Syultan Puasa ini mudah saja , apa bila tali air sudah siap maka ramai lah orang nya
...
Dengan syarat nya membayar cabut 10 gantang padi setiap 100 gantang hasil sawah tsb .atau 10% ,kepada
Syultan Puasa apabila selesai menuai padi , kiraan membayar cabut tak lah begitu keras sangat cuma ngikut kiraan masing2 orang yang bersawah sahaja .
Lepas dari pada mengambil upah membuat tali air , saya pun melampan ( mencari biji timah cara tradisi ),
di setapak selama tiga tahun lama nya . Masa itu tiada apa huru hara di Kuala Lumpur semua hidup aman dan damai Ketuanya sa'at itu orang Mandailing ( Tapanuli Selatan ).............................................................bersambung. 2
.
Ada dua saja lorong nya , yaitu Jawa Street dan Market Street , adapun Ampang Street (lorong Ceti )yang ramai sekarang ini masih kolam ikan yang di punyai oleh Almarhum Syultan Puasa
Kuala Lumpur dahulu |
( Rao )dan orang Mandailing ( Tapanuli Selatan ) dan ketua nya masa itu ialah Syultan Puasa dan Raja Bilah . Ke dua beliau ini yang mengutip
cukai dagangan melalui Sungai Gombak dan Sungai Kelang adapun cukai timah se ringgit sebahara ( tiga pikul ).
Adapun setapak sekarang di hulu Sungai Tapak nama nya dan Hulu Gombak sekarang Air Panas nama nya .
Syultan Puasa lah yang mem buka sawah di kawasan ini ,dan saya pernah mengambil upah membuat tali air di Segambut ( batu lima sekarang ) dan juga tempat lain yang di upah Syultan Puasa .
Sawah yang di buka Syultan Puasa ini mudah saja , apa bila tali air sudah siap maka ramai lah orang nya
...
Dengan syarat nya membayar cabut 10 gantang padi setiap 100 gantang hasil sawah tsb .atau 10% ,kepada
Syultan Puasa apabila selesai menuai padi , kiraan membayar cabut tak lah begitu keras sangat cuma ngikut kiraan masing2 orang yang bersawah sahaja .
Lepas dari pada mengambil upah membuat tali air , saya pun melampan ( mencari biji timah cara tradisi ),
di setapak selama tiga tahun lama nya . Masa itu tiada apa huru hara di Kuala Lumpur semua hidup aman dan damai Ketuanya sa'at itu orang Mandailing ( Tapanuli Selatan ).............................................................bersambung. 2
Kuala lumpur versi Hj Abdullah Hukum ..1850 - 1930 ....1.
Hj Abdullah Hukum |
Malaka pada tahun 1850 . Di Malaka kami menumpang di rumah Datok dagang bernama Hj Said, bapa saudara almarhum Tambi Abdullah yang terkenal kaya di Kuala Lumpur bergelar Datok Abdulah ......Adapun ketua orang Melaka waktu itu ialah Wan Cilik tinggal di semabuk batu
tiga ...Pada waktu Melaka dibawah jajahan Inggeris, pekan nya kecil saja rumah2 hanya di tepi pantai saja . Perniagaan di kuasai orang2 Melayu,dan Cina waktu itu menjual sayur2beras datang dari luar negeri
.Ada juga orang kerinci yang mencari rezeki disitu .Setelah tiga hari tinggal di Melaka kami pun berlayar menuju Pangkalan Kempas dan perahu yang kami tompang itu membawa kain dan kami pun mengambil upah mengalas kain ke Sungai Ujung ( Seremban ), upah nya sekati hanya 5sen waktu itu dari orang kaya Hj Abdul Rahman orang kerinci . Dengan cara itu lah kami boleh sampai Sungai Ujung ( Seremban ).
Delapan hari kami di situ maksud hati nak cari kerja tapi tak dapat . Pada masa itu Sg Ujung di perintah oleh almarhum Datok Kelana Sendeng , Inggeris belum sampai disana . Cina sudah ada mem buka lombong biji timah ,kerena tiada perkerjaan kami pun pergi ke Kuala lumpur kerena kata orang di Kuala lumpur boleh lah bertanam sayur dan juga melampan ( mencari biji timah cara tradisi )
Kebetulan pula waktu itu orang Inggeris hendak mengalas kain ke Kuala lumpur maka kami pun tumpang jalan , dia orang berhenti kami berhenti dan begitupula sebalik nya .Adapun per jalanan itu selama tiga hari tiga malam ....Sesampainya kami di Kajang pertama kali saya melihat orang berlawan dgn senjata yang dinama kan ber tikam , salah seorang diantara nya meninggal dunia gara2 perempuan .
Akhirnya sampai lah kami di Kuala Lumpur lalu menumpang di rumah Hj Abdul Gani orang Air Bagis beliau ber kedai di sana ( Jawa Street sekarang ).. .................................................bersambung.
Isnin, 20 Jun 2011
Kerajaan Melayu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kerajaan Melayu atau dalam bahasa Cina ditulis Ma-La-Yu (末羅瑜國) merupakan sebuah nama kerajaan yang berada di Pulau Sumatera. Dari bukti dan keterangan yang disimpulkan dari prasasti dan berita dari Cina, keberadaan kerajaan yang mengalami naik turun ini dapat di diketahui dimulai pada abad ke-7 yang berpusat di Minanga, pada abad ke-13 yang berpusat di Dharmasraya dan diawal abad ke 15 berpusat di Suruaso[1] atau Pagaruyung[2].
Kerajaan ini berada di pulau Swarnadwipa atau Swarnabumi (Thai:Sovannophum) yang oleh para pendatang disebut sebagai pulau emas yang memiliki tambang emas, dan pada awalnya mempunyai kemampuan dalam mengontrol perdagangan di Selat Melaka sebelum direbut olehKerajaan Sriwijaya (Thai:Sevichai) pada tahun 682[3].
Penggunaan kata Melayu, telah dikenal sekitar tahun 100-150 seperti yang tersebut dalam bukuGeographike Sintaxis karya Ptolemy yang menyebutkan maleu-kolon[4]. Dan kemudian dalam kitab Hindu Purana pada zaman Gautama Buddha terdapat istilah Malaya dvipa yang bermaksud tanah yang dikelilingi air.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting]Sumber Berita Cina
Berita tentang kerajaan Melayu antara lain diketahui dari dua buah buku karya Pendeta I Tsing atau I Ching (義淨; pinyin Yì Jìng) (634-713), yang termasyhur yaitu Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut Selatan) serta Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti Tang)[5] dalam pelayarannya dari Cina ke Indiatahun 671, singgah di Sriwijaya enam bulan lamanya untuk mempelajari Sabdawidya, dan menerjemahkan naskah-naskah Buddha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina.[6][7]
Kisah pelayaran I-tsing dari Kanton tahun 671 diceritakannya sendiri, dengan terjemahan sebagai berikut[8]:
“ | “Ketika angin timur laut mulai bertiup, kami berlayar meninggalkan Kanton menuju selatan .... Setelah lebih kurang dua puluh hari berlayar, kami sampai di negeri Sriwijaya. Di sana saya berdiam selama enam bulan untuk belajar Sabdawidya. Sri Baginda sangat baik kepada saya. Beliau menolong mengirimkan saya ke negeri Malayu, di mana saya singgah selama dua bulan. Kemudian saya kembali meneruskan pelayaran ke Kedah .... Berlayar dari Kedah menuju utara lebih dari sepuluh hari, kami sampai di Kepulauan Orang Telanjang (Nikobar) .... Dari sini berlayar ke arah barat laut selama setengah bulan, lalu kami sampai di Tamralipti (pantai timur India)” | ” |
Perjalanan pulang dari India tahun 685 diceritakan oleh I-tsing sebagai berikut[5]:
“ | “Tamralipti adalah tempat kami naik kapal jika akan kembali ke Cina. Berlayar dari sini menuju tenggara, dalam dua bulan kami sampai di Kedah. Tempat ini sekarang menjadi kepunyaan Sriwijaya. Saat kapal tiba adalah bulan pertama atau kedua .... Kami tinggal di Kedah sampai musim dingin, lalu naik kapal ke arah selatan. Setelah kira-kira sebulan, kami sampai di negeri Malayu, yang sekarang menjadi bagian Sriwijaya. Kapal-kapal umumnya juga tiba pada bulan pertama atau kedua. Kapal-kapal itu senantiasa tinggal di Malayu sampai pertengahan musim panas, lalu mereka berlayar ke arah utara, dan mencapai Kanton dalam waktu sebulan.” | ” |
Menurut catatan I Tsing, Sriwijaya menganut agama Buddha aliran Hinayana, kecuali Ma-la-yu. Tidak disebutkan dengan jelas agama apa yang dianut oleh kerajaan Melayu.
Berita lain mengenai kerajaan Melayu berasal dari T'ang-Hui-Yao yang disusun oleh Wang p'u pada tahun 961, kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 645 untuk pertama kalinya, namun setelah munculnya Sriwijaya sekitar 670, kerajaan Melayu tidak ada lagi mengirimkan utusan ke Cina.[9]
[sunting]Lokasi Pusat Kerajaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kerajaan Minanga
Dari uraian I-tsing jelas sekali bahwa Kerajaan Melayu terletak di tengah pelayaran antara Sriwijaya dan Kedah. Jadi Sriwijaya terletak di selatan atau tenggara Melayu. Hampir semua ahli sejarah sepakat bahwa negeri Melayu berlokasi di hulu sungai Batang Hari, sebab pada alas arca Amoghapasa yang ditemukan di Padangroco terdapat prasasti bertarikh 1208 Saka (1286) yang menyebutkan bahwa arca itu merupakan hadiah raja Kertanagara (Singhasari) kepada raja Melayu[10].
Prof. Slamet Muljana berpendapat, istilah Malayu berasal dari kata Malaya yang dalam bahasa Sansekerta bermakna “bukit”. Nama sebuah kerajaan biasanya merujuk pada nama ibu kotanya. Oleh karena itu, ia tidak setuju apabila istana Malayu terletak di Kota Jambi, karena daerah itu merupakan dataran rendah. Menurutnya, pelabuhan Malayu memang terletak di Kota Jambi, tetapi istananya terletak di pedalaman yang tanahnya agak tinggi. Dan menurut prasasti Tanjore yang dikeluarkan oleh Rajendra Chola I bertarikh 1030, menyebutkan bahwa ibu kota kerajaan Malayu dilindungi oleh benteng-benteng, dan terletak di atas bukit[9].
Dari keterangan Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al-Biruni, ahli geografi Persia, yang pernah mengunjungi Asia Tenggara tahun 1030 dan menulis catatan perjalanannya dalam Tahqiq ma li l-Hind(Fakta-fakta di Hindia) yang menyatakan bahwa ia mengunjungi suatu negeri yang terletak pada garis khatulistiwa pulau penghasil emas atau Golden Khersonese yakni pulau Sumatera[11][12].
[sunting]Penaklukan Sriwijaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kerajaan Sriwijaya
Prasasti Kedukan Bukit menguraikan jayasiddhayatra (perjalanan jaya) dari penguasa Kerajaan Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang (Yang Dipertuan Hyang). Oleh karena Dapunta Hyang membawa puluhan ribu tentara lengkap dengan perbekalan, sudah tentu perjalanan itu adalah ekspedisi militer menaklukkan suatu daerah. Dari prasasti Kedukan Bukit, didapatkan data-data[3]
- Dapunta Hyang naik perahu tanggal 11 Waisaka 604 (23 April 682).
- Dapunta Hyang berangkat dari Minanga tanggal 7 Jesta (19 Mei) dengan membawa lebih dari 20.000 balatentara. Rombongan lalu tiba di Muka Upang.
Jadi, penaklukan Malayu oleh Sriwijaya terjadi pada tahun 682. Pendapat ini sesuai dengan catatan I Tsing bahwa, pada saat berangkat menuju India tahun 671, Ma-la-yu masih menjadi kerajaan merdeka, sedangkan ketika kembali tahun 685, negeri itu telah dikuasai oleh Shih-li-fo-shih.
Pelabuhan Malayu merupakan penguasa lalu lintas Selat Malaka saat itu. Dengan direbutnya Minanga, secara otomatis pelabuhanpun jatuh ke tangan Kerajaan Sriwijaya. Maka sejak tahun 682 penguasa lalu lintas dan perdagangan Selat Malaka digantikan oleh kerajaan Melayu Sriwijaya[13][9].
[sunting]Dari Minanga ke Dharmasraya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kerajaan Dharmasraya
[sunting]Munculnya Wangsa Mauli
Kekalahan kerajaan Sriwijaya akibat serangan Rajendra Coladewa, raja Chola dari Koromandel telah mengakhiri kekuasaan Wangsa Sailendra atas pulau Sumatera dan Semenanjung Malaya sejak tahun 1025. Beberapa waktu kemudian muncul sebuah dinasti baru yang mengambil alih peran Wangsa Sailendra, yaitu yang disebut dengan nama Wangsa Mauli.
Prasasti tertua yang pernah ditemukan atas nama raja Mauli adalah Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand. Prasasti itu berisi perintah Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa kepada bupati Grahi yang bernama Mahasenapati Galanai supaya membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin. Yang mengerjakan tugas membuat arca tersebut bernama Mraten Sri Nano.
Prasasti kedua berselang lebih dari satu abad kemudian, yaitu Prasasti Padang Roco tahun 1286. Prasasti ini menyebut adanya seorang raja bernama Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Ia mendapat kiriman arca Amoghapasa dari atasannya, yaitu Kertanagararaja Singhasari di pulau Jawa. Arca tersebut kemudian diletakkan di Dharmasraya.
Dharmasraya dalam Pararaton disebut dengan nama Malayu. Dengan demikian, Tribhuwanaraja dapat pula disebut sebagai raja Malayu. Tribhuwanaraja sendiri kemungkinan besar adalah keturunan dari Trailokyaraja. Oleh karena itu, Trailokyaraja pun bisa juga dianggap sebagai raja Malayu, meskipun prasasti Grahi tidak menyebutnya dengan jelas.
Yang menarik di sini adalah daerah kekuasaan Trailokyaraja pada tahun 1183 telah mencapai Grahi, yang terletak di selatan Thailand(Chaiya sekarang). Itu artinya, setelah Sriwijaya mengalami kekalahan, Malayu bangkit kembali sebagai penguasa Selat Malaka. Namun, kapan kiranya kebangkitan tersebut dimulai tidak dapat dipastikan, dari catatan Cina [9] disebutkan bahwa pada tahun 1082 masih ada utusan dari Chen-pi (Jambi) sebagai bawahan San-fo-ts'i, dan disaat bersamaan muncul pula utusan dari Pa-lin-fong (Palembang) yang masih menjadi bawahan keluarga Rajendra.
Istilah Srimat yang ditemukan di depan nama Trailokyaraja, Tribhuwanaraja dan Adityawarman berasal dari bahasa Tamil yang bermakna ”tuan pendeta”. Dengan demikian, kebangkitan kembali kerajaan Melayu dipelopori oleh kaum pendeta. Namun, tidak diketahui dengan jelas apakah pemimpin kebangkitan tersebut adalah Trailokyaraja, ataukah raja sebelum dirinya, karena sampai saat ini belum ditemukan prasasti Wangsa Mauli yang lebih tua daripada prasasti Grahi.
[sunting]Daerah Kekuasaan Dharmasraya
Dalam naskah berjudul Chu-fan-chi karya Chau Ju-kua tahun 1225[14] disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaituChe-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch'ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), , Ji-lo-t'ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong(Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.
[sunting]San-fo-tsi
Istilah San-fo-tsi pada zaman Dinasti Song sekitar tahun 990–an identik dengan Sriwijaya. Namun, ketika Sriwijaya mengalami kehancuran pada tahun 1025, istilah San-fo-tsi masih tetap dipakai dalam naskah-naskah kronik Cina untuk menyebut Pulau Sumatra secara umum. Apabila San-fo-tsi masih dianggap identik dengan Sriwijaya, maka hal ini akan bertentangan dengan prasasti Tanyore tahun 1030, bahwa saat itu Sriwijaya telah kehilangan kekuasaannya atas Sumatra dan Semenanjung Malaya. Selain itu dalam daftar di atas juga ditemukan nama Pa-lin-fong yang identik dengan Palembang. Karena Palembang sama dengan Sriwijaya, maka tidak mungkin Sriwijaya menjadi bawahan Sriwijaya.
Kronik Cina mencatat bahwa pada periode 1079 dan 1088, San-fo-tsi masih mengirimkan utusan, masing-masing dari Kien-pi (Jambi) danPa-lin-fong (Palembang)[2].
Dalam berita Cina yang berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa Kerajaan San-fo-tsi tahun 1082 mengirim duta besar ke Cina yang saat itu di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi, dan surat dari putri raja yang diserahi urusan negara San-fo-tsi, serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan, rumbia, dan 13 potong pakaian. Dan kemudian dilanjutkan pengiriman utusan selanjutnya tahun 1088.
Sebaliknya, dari daftar daerah bawahan San-fo-tsi tersebut tidak ada menyebutkan Ma-la-yu ataupun nama lain yang mirip dengan Dharmasraya.
Dengan demikian, istilah San-fo-tsi pada tahun 1225 tidak lagi identik dengan Sriwijaya, melainkan identik dengan Dharmasraya. Jadi, daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan kerajaan Dharmasraya, karena saat itu masa kejayaan Sriwijaya sudah berakhir.
Jadi, istilah San-fo-tsi yang semula bermakna Sriwijaya tetap digunakan dalam berita Cina untuk menyebut Pulau Sumatera secara umum, meskipun kerajaan yang berkuasa saat itu adalah Dharmasraya. Hal yang serupa terjadi pada abad ke-14, yaitu zaman Dinasti Ming danMajapahit. Catatan sejarah Dinasti Ming masih menggunakan istilah San-fo-tsi, seolah-olah saat itu Sriwijaya masih ada. Sementara itu, catatan sejarah Majapahit berjudul Nagarakretagama tahun 1365 sama sekali tidak pernah menyebut adanya negeri bernama Sriwijaya melainkan Palembang.
[sunting]Ekspedisi Pamalayu
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekspedisi Pamalayu
Naskah Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama menyebutkan pada tahun 1275, Kertanagara mengirimkan utusan Singhasari dari Jawa ke Sumatera yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu yang dipimpin oleh Kebo Anabrang.
Prasasti Padang Roco tahun 1286 menyebutkan tentang pengiriman arca Amoghapasa sebagai tanda persahabatan antara Singhasari dengan Dharmasraya.
Pada tahun 1293 tim ini kembali dengan membawa serta dua orang putri Malayu bernama Dara Jingga dan Dara Petak. Untuk memperkuat persahabatan antara Dharmasraya dengan Singhasari, Dara Petak dinikahkan dengan Raden Wijaya yang telah menjadi raja Kerajaan Majapahit mengantikan Singhasari. Pernikahan ini melahirkan Jayanagara, raja kedua Majapahit. Sementara itu, Dara Jingga diserahkan kepada seorang “dewa”. Ia kemudian melahirkan Tuan Janaka yang kelak menjadi raja Pagaruyung bergelar Mantrolot Warmadewa. Namun ada kemungkinan lain bahwa Raden Wijaya juga mengambil Dara Jingga sebagai istri, karena hal ini lumrah sebab Raden Wijaya pada waktu itu telah menjadi raja serta juga memperistri semua anak-anak perempuan Kertanagara. Dan ini dilakukan untuk menjaga ketentraman dan kestabilan kerajaan setelah peralihan kekuasaan di Singhasari.
Sebagian sumber mengatakan bahwa Mantrolot Warmadewa identik dengan Adityawarman Mauli Warmadewa, putra Adwayawarman. Nama Adwayawarman ini mirip dengan Adwayabrahma, yaitu salah satu pengawal arca Amoghapasa dalam prasasti Padangroco tahun 1286. Saat itu Adwayabrahma menjabat sebagai Rakryan Mahamantri dalam pemerintahan Kertanagara. Jabatan ini merupakan jabatan tingkat tinggi. Mungkin yang dimaksud dengan “dewa” dalam Pararaton adalah tokoh ini. Dengan kata lain, Raden Wijaya menikahkan Dara Jingga dengan Adwayabrahma sehingga lahir Adityawarman.
Adityawarman sendiri nantinya menggunakan gelar Mauli Warmadewa. Hal ini untuk menunjukkan kalau ia adalah keturunan Srimat Tribhuwanaraja.
[sunting]Ditaklukkan Majapahit
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kerajaan Majapahit
Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyebut Dharmasraya sebagai salah satu di antara sekian banyak negeri jajahanKerajaan Majapahit di Pulau Sumatra[15]. Namun interpretasi isi yang menguraikan daerah-daerah "wilayah" kerajaan Majapahit yang harus menghaturkan upeti ini masih kontroversial, sehingga dipertentangkan sampai hari ini.
Pada tahun 1339 Adityawarman dikirim sebagai uparaja atau raja bawahan Majapahit untuk menaklukan wilayah Swarnnabhumi nama lain pulau Sumatera. Penaklukan Majapahit dimulai dengan menguasai Palembang. Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan menyebut nama Arya Damar sebagai Bupati Palembang yang berjasa membantu Gajah Mada menaklukkan Bali pada tahun 1343[16]. Menurut Prof. C.C. Berg, tokoh ini dianggapnya identik dengan Adityawarman[17].
[sunting]Dari Dharmasraya ke Pagaruyung
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kerajaan Pagaruyung
Setelah membantu Majapahit dalam melakukan beberapa penaklukan, Pada tahun 1343 Adityawarman kembali ke Swarnnabhumi dan ditahun 1347 memproklamirkan dirinya sebagai pelanjut Dinasti Mauli penguasa Kerajaan Melayu di Dharmasraya[18] dan selanjutnya memindahkan pusat pemerintahannya ke Suruaso, (daerah Minangkabau)[19], dengan gelar Maharajadiraja Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa[20]. Dengan melihat gelar yang disandang Adityawarman, terlihat dia menggabungan beberapa nama yang pernah dikenal sebelumnya, Mauli merujuk garis keturunannya kepada Wangsa Mauli penguasa Dharmasraya dan gelarSri Udayadityavarman pernah disandang salah seorang raja Sriwijaya serta menambahkah Rajendra nama penakluk penguasa Sriwijaya, raja Chola dari Koromandel. Hal ini tentu sengaja dilakukan untuk mempersatukan seluruh keluarga penguasa di Swarnnabhumi.
Dari catatan Dinasti Ming (1368-1644) menyebutkan bahwa di San-fo-tsi (Sumatera) terdapat tiga orang raja. Mereka adalah Sengk'ia-li-yu-lan(alias Adityawarman), Ma-ha-na-po-lin-pang (Maharaja Palembang), dan Ma-na-cha-wu-li (Maharaja Dharmasraya). Dan sebelumnya pada masa Dinasti Yuan (1271-1368), Adityawarman juga pernah dikirim oleh Jayanegara sebanyak dua kali sebagai duta ke Cina yaitu pada tahun 1325 dan 1332, dan tentu dengan nama yang sama pada masa Dinasti Ming masih dirujuk kepada Adityawarman, yang kemudian kembali mengirimkan utusan sebanyak 6 kali pada rentang tahun 1371 sampai 1377[21]. Dan kemudian dari berita ini dapat dikaitkan dengan penemuan Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah di Kerinci yang diperkirakan pada zaman Adityawarman, dimana pada naskah tersebut ada menyebutkan tentang Maharaja Dharmasraya. Jika dikaitkan dengan piagam yang dipahat pada bahagian belakang Arca Amoghapasa, jelas Adityawarman bergelar Maharajadiraja, dan membawahi Dharmasraya dan Palembang[22].
[sunting]Daftar Raja Melayu
Berikut ini daftar nama raja Melayu:
Tarikh | Nama Raja atau Gelar | Ibukota | Prasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa |
---|---|---|---|
671 | Minanga | Berita China, catatan perjalanan I-tsing (634-713). Dan Prasasti Kedukan Bukit tahun 682, penaklukan Minanga oleh Sriwijaya. | |
682-1156 | Dibawah kekuasaan Sriwijaya | ||
1157-1182 | Belum ada berita | ||
1183 | Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa | Dharmasraya | Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand, perintah kepada bupati Grahi yang bernama Mahasenapati Galanai supaya membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin. |
1184-1285 | Belum ada berita | ||
1286 | Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa | Dharmasraya | Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur (Kabupaten Dharmasraya sekarang), pengiriman Arca Amonghapasa sebagai hadiah Raja Singhasari kepada Raja Malayu. |
1316 | Akarendrawarman | Dharmasraya atauSuruaso | Prasasti Suruaso (Kab. Tanah Datar sekarang). |
1347 | Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa | Suruaso atauPagaruyung | Arca Amoghapasa,tahun 1347 di (Kab. Dharmasraya sekarang), Pindah ke Suruaso, Prasasti Suruaso (Kabupaten Tanah Datarsekarang), Pengiriman utusan ke Cina sebanyak 6 kali dalam rentang waktu 1371 sampai 1377 pada masa Dinasti Ming. |
1375 | Ananggawarman | Pagaruyung | Prasasti Batusangkar (Kab. Tanah Datar sekarang). |
[sunting]Referensi
- ^ Kozok, Uli, (2006), Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-603-6.
- ^ a b Paul Michel Munoz, (2006), Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula.
- ^ a b Louis-Charles Damais, 1952, Etude d’Epigraphie Indonesienne III: Liste des Principales Datees de l’Indonesie, BEFEO, tome 46. (merupakan terjemahan Pararaton dalam bahasa Perancis)
- ^ Berggren, J. Lennart and Jones, Alexander, (2000), Ptolemy's Geography: An Annotated Translation of the Theoretical Chapters, Princeton University Press, Princeton and Oxford, ISBN 0-691-01042-0.
- ^ a b Oliver W. Wolters, (1967), Early Indonesian Commerce, Cornell University Press, Ithaca
- ^ Junjiro Takakusu, (1896), A record of the Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago AD 671-695, by I-tsing, Oxford, London.
- ^ Edouard Chavannes, (1894), Memoire compose a l’epoque de la grande dynastie Tang, sur les Religieux Eminents qui allerent chercher la loi dans les pays d’Occident, par I-tsing, Ernest Leroux, Paris.
- ^ Gabriel Ferrand, 1922, L’Empire Sumatranais de Crivijaya, Imprimerie Nationale, Paris, “Textes Chinois”
- ^ a b c d Slamet Muljana. (2006). Sriwijaya. Yogyakarta: LKIS
- ^ R.Pitono Hardjowardojo, 1966, Adityawarman, Sebuah Studi tentang Tokoh Nasional dari Abad XIV, Bhratara, Djakarta
- ^ W.J. van der Meulen. "SUVARNADVIPA AND THE CHRYSE CHERSONESOS*". Diakses pada 4 Februari 2010.
- ^ .Paul Wheatley, 1961, The Golden Khersonese, University of Malaya Press, Kuala Lumpur.
- ^ Meyer, Milton Walter (1997). Asia: a concise history. Lanham, Md: Rowman & Littlefield Publishers. ISBN 0-8476-8063-0.
- ^ Friedrich Hirth & W.W.Rockhill, 1911, Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi, St Petersburg.
- ^ J.L.A. Brandes, 1902, Nāgarakrětāgama; Lofdicht van Prapanjtja op koning Radjasanagara, Hajam Wuruk, van Madjapahit, naar het eenige daarvan bekende handschrift, aangetroffen in de puri te Tjakranagara op Lombok.
- ^ Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, 1996, Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan, Denpasar: Upada Sastra.
- ^ C.C. Berg, 1985, Penulisan Sejarah Jawa, (terj.), Jakarta: Bhratara.
- ^ Djafar, Hasan, (1992), Prasasti-Prasasti Masa Kerajaan Melayu Kuno dan Permasalahannya. Dibawakan dalam Seminar Sejarah Melayu Kuno, Jambi, 7-8 Desember 1992, Jambi: Pemerintah Daerah Tk I Jambi bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi.
- ^ Casparis, J. G. de., , (1992), Kerajaan Malayu dan Adityawarman, Seminar Sejarah Melayu Kuno, Jambi, 7-8 Desember 1992, Jambi: Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi.
- ^ Kern, J.H.C., (1907), De wij-inscriptie op het Amoghapāça-beeld van Padang Candi(Batang Hari-districten); 1269 Çaka, Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde.
- ^ Casparis, J. G. de., (1992), Kerajaan Malayu dan Adityawarman, Seminar Sejarah Malayu Kuno, Jambi, 7-8 Desember 1992, Jambi: Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi bekerjasama dengan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jambi, hlm. 235-256.
- ^ Kozok, Uli, (2006), Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu yang Tertua, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-603-6.
[sunting]Lihat Pula
Langgan:
Catatan (Atom)