Tuan Hj Abdulah Hukum. |
Dengan takdir Allah saya bertemu dengan Raja Mahmud di Pekan ( bandar di Raja ) ber sama sama Tuan Sawyer, Tuan Rodger, Encik Mohamad Ghani dan mata mata gelap ( intel polisi ) Malim Bungsu .
ketika itu , yaitu pada malam itu Raja Mahmud dengan kawan kawan nya berserta Punghulu Bentung ada di dalam perahu , dan kami bersama Penghulu Bentung dalam rakit .
Kuala dungun 1870 |
Kira kira pukul sembilan pagi tuan tuan berserta Raja Mahmud naik menghadap Tuanku Syultan Pahang , dengar perkhabaran ada musyawarat besar hari itu , yang saya tiada tahu akan butir butir nya yang saya tahu beribu ribu orang ada di situ termasuk orang besar besar negeri Pahang . Perniagaan kali ini berhasil juga . kata Tuan Hj Abdullah Hukum maka kami pun balik ke Kuala Lumpur ....
Kemudian kami ulangi sekali lagi , tapi malang tiada dapat membeli kerbau di sana kerena Raja Pahang hendak mengadakan ' lat ' ( kenduri besar ) atas perkawinan putra nya .. Oleh sebab itu kami mengalih langkah ke Dungun , pula jajahan Terangganu denga menyusuri pantai Pahang
Berjalan menyusuri pantai dari Pekan hingga Kuantan kemudian ke Kemaman dan akhir nya sampai di Paka ,
dalam perjalanan kami dari Paka ke Dungun kira kira pukul dua siang kami bertemu dengan orang tua menggalas bakul .
Seperti biasa nya kami bertanya kepada orang tua tersebut , akan hal jalan yang akan kami tempuh itu dan dia memberi ingat kepada kami , kata nya dulu kami ada 12 orang banyak nya telah di samun orang di tengah jalan ke Dungun itu dan katanya penyamun itu tiada mepunyai belas kasihan , serta kami ada yang mati banyak yang luka luka kerena tidak melari kan diri ..begitu kata orang tua itu.
Sepeninggalan orang tua itu kami menarik nafas panjang , karena hati kami masing masing telah getar , tetapi apa boleh buat diteruskan perjalanan salah mau undur pun salah . Oleh hal yang demikian kami berserah lah kepada allah dengan mengadu nasib ,serta berhenti di bawah pokok yang rindang untuk mencari pemikiran .
Salah seorang dari kami berkata jangan susah hati , kalau kita kelak disamun '' disitulah kita tanak beras kita ''
( kata kias orang dulu )yang maksudnya , kalau dah sampai masanya apa yang di tuntut atau berguru selama ini ...sekarang lah masa nya untuk dipergunakan , silat dengan pencaknya, kebal dengan kuatnya .dll. biar mati
berlawan sebagai anak jantan. Berkata pula yang seorang lagi melawan itu boleh ,yang kita tak tahu berapa orang penyamun itu , jangan2 tiga empat kali ganda dari kita , sedang kan cerita orang tua dia orang yang kena samun ada 12 orang . Kita hanya delapan orang jadi ada baik nya kita pikirkan lagi jalan yang terbaik .
Di antara kami ada pula yang berkata , kalau kita ini rombongan orang besar atau di Raja maupun Penghulu biasa penyamun itu gentar menyamun orang yang demikian itu , kan elok kalau kita ini rombongan orang besar .................
bersambung; menyamar sebagai putra raja .
Tiada ulasan:
Catat Ulasan