Hj Abdullah Hukum |
Malaka pada tahun 1850 . Di Malaka kami menumpang di rumah Datok dagang bernama Hj Said, bapa saudara almarhum Tambi Abdullah yang terkenal kaya di Kuala Lumpur bergelar Datok Abdulah ......Adapun ketua orang Melaka waktu itu ialah Wan Cilik tinggal di semabuk batu
tiga ...Pada waktu Melaka dibawah jajahan Inggeris, pekan nya kecil saja rumah2 hanya di tepi pantai saja . Perniagaan di kuasai orang2 Melayu,dan Cina waktu itu menjual sayur2beras datang dari luar negeri
.Ada juga orang kerinci yang mencari rezeki disitu .Setelah tiga hari tinggal di Melaka kami pun berlayar menuju Pangkalan Kempas dan perahu yang kami tompang itu membawa kain dan kami pun mengambil upah mengalas kain ke Sungai Ujung ( Seremban ), upah nya sekati hanya 5sen waktu itu dari orang kaya Hj Abdul Rahman orang kerinci . Dengan cara itu lah kami boleh sampai Sungai Ujung ( Seremban ).
Delapan hari kami di situ maksud hati nak cari kerja tapi tak dapat . Pada masa itu Sg Ujung di perintah oleh almarhum Datok Kelana Sendeng , Inggeris belum sampai disana . Cina sudah ada mem buka lombong biji timah ,kerena tiada perkerjaan kami pun pergi ke Kuala lumpur kerena kata orang di Kuala lumpur boleh lah bertanam sayur dan juga melampan ( mencari biji timah cara tradisi )
Kebetulan pula waktu itu orang Inggeris hendak mengalas kain ke Kuala lumpur maka kami pun tumpang jalan , dia orang berhenti kami berhenti dan begitupula sebalik nya .Adapun per jalanan itu selama tiga hari tiga malam ....Sesampainya kami di Kajang pertama kali saya melihat orang berlawan dgn senjata yang dinama kan ber tikam , salah seorang diantara nya meninggal dunia gara2 perempuan .
Akhirnya sampai lah kami di Kuala Lumpur lalu menumpang di rumah Hj Abdul Gani orang Air Bagis beliau ber kedai di sana ( Jawa Street sekarang ).. .................................................bersambung.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan